Jumat, 30 September 2011

Tentang Sepakbola Indonesia Saat Ini

      Indonesia tengah menjalani fase grup kualifikasi Piala Dunia 2014 Brasil. Sialnya, Indonesia berada satu grup dengan negara-negara Timur Tengah yang unggul dalam segi teknik dan postur. Peringkat FIFA mereka jauh di atas skuad garuda. Sebut saja Iran yang menduduki peringkat 50 FIFA, Qatar 97, dan Bahrain 104 (per September 2011). Sementara Indonesia jauh terpuruk di peringkat 139. Di atas kertas memang Indonesia boleh dikatakan tim underdog, pun begitu dengan kenyataan di lapangan. Dari dua laga awal yang dijalani, Indonesia takluk 3-0 oleh Iran dan 0-2 dari Bahrain.
      Berbagai kejadian muncul pasca dua kekalahan beruntun ini. Mulai dari pernyataan Wim Rijsbergen tentang skuad yang tidak sesuai pilihannya sehingga tidak layak berlaga di tingkat Internasional, hingga seruan-seruan yang menuntut Wim mundur dan diganti Riedl. Lebih lanjut, dalam wawancara dengan salah satu media Belanda Wim mengatakan bahwa mental beberapa pemain Indonesia tidak mencerminkan sikap pesepakbola profesional. Wim berkata bahwa beberapa pemain sering telat latihan. Ada juga pemain unggulan yang meninggalkan pelatihan karena alasan pribadi, walau Wim tidak menyebut nama kita tahu yang dimaksudnya adalah Boaz. Itu konyol, katanya. Wim juga berkomentar tentang pemain yang lebih mementingkan bermain film daripada sepak bola, yang lagi-lagi dia tidak menyebutkan nama namun kita tahu bahwa pemain itu adalah Irfan Bachdim.

      Bebagai alasan yang diungkapkan Wim memang ada benarnya, namun sikapnya yang membebankan semua kesalahan pada pemain sama sekali tidak bisa dibenarkan. Sebagai seorang pelatih Wim sering terlihat hanya duduk di bangku pelatih ketika mendampingi timnas berlaga. Kita tidak pernah melihat wim memberikan instruksi kepada para pemain. Sehingga kita sering melihat para pemain terlihat seperti kebingungan ketika bermain. Menjadi arsitek dari sebuah tim, Wim sepantasnya memberikan arahan ketika timnya bermain. Taktik yang sudah diberikan ketika berada di ruang ganti sepantasnya dievaluasi ketika di lapangan. Pemain perlu diingatkan untuk fokus juga diingatkan agar tidak menyimpang dari strategi yang diterapkan. Memang gaya masing-masing pelatih berbeda, namun kita tentu maklum jika para pemain tidak terima karena 'tahu-tahu' kena semprot usai pertandingan. Itu yang harus menjadi bahan evaluasi buat sang meneer Belanda.


Wim Rijsbergen, kapasitasnya belum teruji

      Peran pemain tidak bisa diabaikan dalam sebuah tim. Merekalah yang menjadi eksekutor lapangan dari strategi dan berbagai persiapan yang telah dijalani. Yang patut menjadi perhatian adalah totalitas komitmen mereka pada timnas. Jika menilik dari pernyataan Wim yang mengatakan adanya beberapa pemain yang sering telat datang latihan, maka komitmen para pemain kepada timnas memang pantas diragukan, walaupun tidak semuanya seperti itu. Motivasi mereka untuk mengharumkan nama bangsa terasa kurang. Bonus besar yang diberikan usai mereka lolos ke babak grup setelah mengalahkan Turkmenistan harusnya menjadi pemicu semangat untuk bermain lebih bagus lagi. Para pemain timnas di era Ricky Yakobi tidak pernah mendapat bonus sebesar itu, namun mereka mampu membawa Indonesia ke 4 besar Asia.
      Jadi, kita tidak bisa mengatakan bahwa kekalahan ini adalah kesalahan pemain saja atau murni kesalahan pelatih semata, karena di dalam sebuah tim semua aspek berkaitan satu sama lain. Jangan karena kita kalah langsung berteriak ganti pelatih, sepakbola bukan ditentukan dari satu pertandingan saja. Semuanya butuh proses. Wim baru dipilih 2 minggu sebelum PPD dimulai, selayaknya dia mendapat kesempatan lebih untuk membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pelatih. Jangan pula kita berharap Indonesia bisa langsung lolos ke Brasil, walaupun harapan belum sepenuhnya tertutup. Bukannya tidak ingin melihat Indonesia bermain di Piala Dunia, hal itu adalah impian bagi kita bangsa Indonesia, namun untuk sampai ke sana rasanya masih jauh. Ada tahapan-tahapan yang perlu dijejaki sebelum sampai ke sana. Fokuslah dulu kita untuk unjuk gigi di level Asia dulu, baru kemudian bicara Piala Dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar